Tentang Penulis: #22 Hal-Hal Yang Sering Saya Lakukan Sewaktu Sekolah Di Indonesia

Tentang Penulis: #22 Hal-Hal Yang Sering Saya Lakukan Sewaktu Sekolah Di Indonesia

Kegiatan yang saya lakukan dan jumlah teman di Indonesia bisa dikatakan jauh lebih banyak dibandingkan sewaktu saya berada di Hong Kong.  Saya mempunya banyak aktivitas sewaktu jam sekolah, setelah jam sekolah dan pada hari libur.

Jam istirahat sekolah sering berbincang dengan teman-teman, makan Mi Ayam dan Pastel

Pada jam istirahat sekolah, hal yang paling sering saya lakukan adalah berbincang-bincang dan bercanda dengan teman-teman di aula atau duduk di lantai depan kelas.  Terkadang kalau lapar saya paling sering membeli pastel di kantin sekolah.  Kebetulan yang mengelola kantin sekolah pada waktu itu adalah ibu dari salah satu teman sekelas saya.  Saat ini teman sekelas saya juga menjalankan bisnis kuliner dan meneruskan resep pastel ibunya.

Setelah jam istirahat pelajaran olah raga atau pramuka, saya juga suka makan mi ayam "Pak Ateng" di kantin lainnya yang dikelola oleh Bapak Ateng dan istrinya.  Setiap kali saya ke Indonesia dan reuni dengan guru-guru SMP Seruni Don Bosco Pondok Indah, guru Biologi saya Ibu Tutik selalu memesankan mi ayam "Pak Ateng" buat saya, namun sayangnya Bapak Ateng telah meninggal dunia dan istrinya juga telah berusia lanjut, kemudian restoran ini telah ditutup dan saya tidak dapat lagi makan mi ayam yang menurut saya paling enak di Indonesia.

Foto yang diambil oleh guru sekolah pada tahun 1990an ketika area SMP dipinjam oleh SMA untuk melakukan sebuah kegiatan. Area di bawah bagian atap warna hitam adalah kanten yang menjual pastel dan cemilan lainnya.
Area ini adalah terletaknya ruang kelas SMP Seruni Don Bosco Pondok Indah. Saya dan teman-teman sekolah sering duduk di dekat pintu masuk kelas untuk berbincang-bincang.
Aula sekolah yang digunakan bersama SMP dan SMA. Area tersebut adalah tempat yang paling ramai ketika jam-jam istirahat kelas. Tetapi bangunan sekolah tersebut telah dibeli oleh rumah sakit Pondok Indah pada pertengahan tahun 1990an dan TK, SD, SMP dan SMA Don Bosco pindah ke Jalan Duta Indah, Pondok Indah.

Pulang sekolah mampir rumah tante nomor 2 untuk berenang atau les olahraga tenis meja dan tenis

Setelah jam sekolah berakhir, saya, sepupu laki-laki dan paman nomor 7 di jemput oleh supir ke rumah tante untuk berenang.  Hal ini menjadi rutinitas untuk kami bertiga dan pada masa SMP kami selalu menduduki juara 1-3 jika ada lomba berenang di sekolah.

Selain itu, kami bertiga juga mengikuti les olahraga tenis meja 2 kali setiap minggu dan les olahraga tenis seminggu sekali.

Les privat pelajaran oleh seorang guru les yang mungkin paling sabar di seluruh Indonesia

Setelah berenang, kami biasanya mengikuti les privat pelajaran sekolah di rumah tante nomor 2 bersama sepupu laki-laki dan paman nomor 7.  Guru les kami masih sangat muda yang bernama Bapak Tejo.  Beliau adalah orang yang paling sabar yang pernah saya temui, oleh sebab itu Bapak Tejo selalu kami permainkan.

Ruang les kami adalah sebuah ruang kerja yang tidak besar, namun dapat memuat kami berempat dan terdapat sebuah taman kecil juga memiliki kisi-kisi dinding.  Taman kecil tersebut kemudian menjadi tempat diletakannya burung Rajawali yang pernah saya ceritakan di salah satu artikel sebelumnya.  Suatu hari salah satu dari kami menyamar jadi hantu dan bersembunyi di belakang kaca taman untuk menakuti Bapak Tejo.  Kami tahu beliau sangat takut dengan hantu.  Bapak Tejo tidak pernah marah kepada kami dan selalu sabar dalam mengajar kami, nilai kami juga semakin baik di bawah didikan beliau.

Pistol mainan dan mencari target dengan keliling jalan di sekitar daerah Kemang dengan mobil

Hal ini sangat tidak baik dan mengakibatkan pistol mainan kami dibuang oleh ibu saya dan tante nomor 2 serta menghukum kami dengan mengurangi uang jajan kami.

Saya, sepupu laki-laki dan paman nomor 7 kadang-kadang meminta supir membawa mobil Kijang dengan kaca gelap untuk mengelilingi daerah sekitar Kemang dengan membawa pistol mainan yang diisi dengan peluru plastik kecil.  Tujuan kami adalah mencari target anak-anak SMP dan SMA sekolah lain dan menembak bagian bokong atau kaki mereka.  Ketika kami melihat reaksi mereka terkejut maka kami akan tertawa terbahak-bahak pada waktu itu.

Suatu hari saya memanjat ke atas genteng rumah tante nomor 2 dan menembak pengemudi sepeda motor yang melewati depan rumah.  Waktu itu saya melihat seorang pengemudi sepeda motor yang kepalanya tidak ada rambut tanpa helm sedang menuju arah rumah tante, kemudian saya menembaknya dan persis kena kepalanya.  Bapak tersebut melihat saya di genteng kemudian turun dari sepeda motor kemudian marah besar kepada tante saya.  Setelah itu pistol mainan kami dibuang dan sejak itu kami tidak diperbolehkan lagi membeli pistol mainan.  Uang jajan saya juga sempat dikurangi untuk beberapa bulan lamanya.

Liburan semester sepupu-sepupu dari Surabaya datang ke Jakarta dan sering bercerita kisah hantu pada malam hari

Liburan semester adalah masa-masa yang paling menyenangkan bagi saya, karena 3 sepupu dari tante nomor 1 yang tinggal di Surabaya (1 kakak sepupu laki-laki, 1 adik sepupu perempuan dan 1 adik sepupu laki-laki) datang ke Jakarta dan mereka menginap di rumah saya dan kadang-kadang di rumah tante nomor 2.

Aktivitas yang sering kami lakukan adalah berenang di kolam renang rumah tante dan berkumpul ramai-ramai dan cerita hantu dengan mematikan lampu kamar serta menyalakan lilin.  Pernah suatu kali semua lilin tiba-tiba mati sendiri dan kami semua teriak ketakutan.

Kadang-kadang setelah selesai berenang kami sering tidur siang di lantai kamar sepupu perempuan saya, karena kamar dia paling besar dan dapat memuat kami semua.

Suatu kali saya bangun lebih awal dan melihat kamar menjadi gelap karen gorden kamar semua tertutup.  Kamar sepupu perempuan memiliki banyak laci dengan kaca.  Sewaktu saya bangun secara otomatis saya melihat ke arah kaca kemudian saya berteriak keras karena melihat muka saya menjadi hitam.  Teriakan saya menyebabkan sepupu-sepupu lain ikut terbangun dan ikut teriak dengan saya, karena mereka semua mukanya juga menjadi gelap.  Ternyata sewaktu kami tidur siang, tante nomor 2 mengolesi wajah kami dengan arang.

Di artikel selanjutnya saya akan menceritakan kami pindah ke rumah baru dan hal-hal mistik yang saya ngalami di rumah baru tersebut.

Tentang Penulis: #23 Pindah Ke Rumah Baru Di Pasar...
Tentang Penulis: #21 Mendapat Banyak Teman Baik Da...