Tentang Penulis: #26 Meninggalkan Semuanya Yang Ada Di Indonesia Dan Kembali Ke Hong Kong

Tentang Penulis: #26 Meninggalkan Semuanya Yang Ada Di Indonesia Dan Kembali Ke Hong Kong

Di artikel sebelumnya saya menceritakan bahwa saya, ayah dan adik perempuan saya diculik dan ditahan di tempat tahanan.  Kemudian saya dan adik saya dapat dibebaskan, namun ayah saya harus tetap berada di tempat tahanan tersebut.

Ayah saya terlebih dulu kembali ke Hong Kong dengan hanya mengenakan sandal jepit

Seminggu kemudian, tanpa pemberitahuan terlebih dulu, ayah saya dipaksa untuk naik ke pesawat untuk terbang kembali ke Hong Kong.  Pada waktu itu ayah saya tidak membawa apa-apa dan hanya mengenakan sandal jepit saja.  Kemudian ibu saya menelepon salah satu saudara terdekat ayah di Hong Kong untuk menjemputnya di bandara Kai Tak Hong Kong.  Ibu dan ayah saya tidak mau memberitahukan hal ini kepada nenek saya di Hong Kong karena kami masih mempunyai harapan kembali ke Indonesia dan beberapa alasan-alasan lainnya.

Pada waktu itu ibu saya, tante nomor 2 dan teman-teman ibu semua berusaha untuk membantu mengurus surat-surat kami agar dapat tetap tinggal di Indonesia, namun kekuasaan dari pihak yang melakukan kejahatan terhadap kami sangat kuat pada waktu itu, sehingga beberapa hari kemudian saya dan adik saya juga harus kembali ke Hong Kong.  Ibu saya kemudian tetap berada di Indonesia dan mencari cara untuk mengurus kami kembali ke Indonesia.

Saya membawa adik perempuan saya yang masih 6 tahun kembali ke Hong Kong

Beberapa hari kemudian, saya dan adik perempuan saya didatangi oleh orang-orang yang sebelumnya menculik kami dan mereka memaksa kami ke bandara untuk kembali ke Hong Kong.  Pada waktu itu kami tidak membawa apa-apa, namun mereka yang membawa kami ke bandara memberi pesan kepada pramugari harus menjaga kami sampai tiba di Hong Kong.  Ini merupakan pengalaman saya pertama kali naik pesawat tanpa orang tua dan saya harus menjaga adik perempuan saya yang masih berusia 6 tahun.

Penerbangan yang kami gunakan pada waktu itu adalah Royal Brunei Airlines dan transit di Bandar Udara Internasional Brunei untuk beberapa jam sebelum melanjutkan perjalanan ke Hong Kong dengan pesawat yang berbeda.  Pada waktu itu kami hanya duduk diam di area transit karena saya tidak mau adik saya hilang.  Ketika adik mau ke WC saya juga harus menemaninya.

Tiba di Hong Kong dan dijemput oleh ayah saya dan saudaranya

Setelah tiba di Hong Kong, seorang petugas menjemput kami dan mengantar kami sampai bertemu dengan ayah saya dan saudaranya yang menjemput kami.  Kemudian kami menginap di rumah saudara ayah tersebut di distrik Chai Wan selama 2 bulan lamanya.

Dua minggu kemudian Ibu saya menyusul kembali ke Hong Kong

Ayah saya menangis setiap hari dan menelepon agar ibu saya juga ikut kembali ke Hong Kong.  Lalu ibu menyerahkan semua urusan kepada tante nomor 2 dan teman-teman lainnya dan berangkat ke Hong Kong 2 minggu setelah saya dan adik kembali ke Hong Kong.

Diusir oleh saudara ayah dari rumah mereka

Ketika kami kembali ke Hong Kong, saya sudah merasa ada perbedaan sikap dari saudara-saudara ayah.  Anak dari saudara ayah yang masih berusia 7 tahun juga sangat nakal dan jahat terhadap saya dan adik saya dengan kata-kata memfitnah di depan orang tuanya.

Sewaktu ayah masih mempunyai harta, sikap mereka sangat menghormati ayah saya sebagai kakak sepupunya.  Namun setelah keadaan ayah saya seperti itu, mereka juga sikapnya berubah dan pada akhirnya meminta kami keluar dari rumah mereka.  Dan pada akhirnya ibu menghubungi kakak laki-laki yang ada di Hong Kong dan meminta menginap sementara di rumah mereka di Tsing Yi sambil menunggu kabar dari tante nomor 2.

Tentang Penulis: #27 Diusir Saudara-Saudara Hong K...
Tentang Penulis: #25 Saya Diculik Dengan Empat Mob...