Industri Penerbangan Akan Meluncurkan “Paspor Vaksin” Pertengahan Bulan Maret 2021, Menjadi Salah Satu Kunci Utama Penerbangan Buka Kembali

Industri Penerbangan Akan Meluncurkan “Paspor Vaksin” Pertengahan Bulan Maret 2021, Menjadi Salah Satu Kunci Utama Pintu Masuk Melalui Penerbangan Buka Kembali Photo: IATA

Organisasi perdagangan international yang terdiri dari maskapai-maskapai penerbangan, International Air Transport Association (IATA) pada tanggal 23 Februari 2021 mengumumkan pada pertengahan atau akhir bulan Maret mereka akan meluncurkan dokumen bukti vaksinasi dalam bentuk elektronik yang akan dimuat dalam aplikasi seluler "IATA Travel Pass".  Aplikasi seluler tersebut dapat digunakan sebagai bukti penumpang tersebut apakah telah melakukan vaksinasi Covid-19 atau hasil tes Covid-19 negatif.  Dibandingkan dengan kartu atau kertas, bukti dalam bentuk elektronik dapat menghindari pemalsuan bukti vaksinasi atau hasil Covid-19 negatif.

Salah satu syarat paling penting untuk pintu masuk melalui penerbangan buka kembali

IATA menyatakan banyak negara yang masih mempunyai peraturan perbatasan atau wajib karantina yang sangat ketat, maka "IATA Travel Pass" atau dijuluki "Covid Travel Pass" mempunyai salah satu peran paling penting untuk penerbangan seluruh dunia dibuka kembali.  Direktur Regional IATA, Vinoop Goel menyatakan mereka sedang bekerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan dan mendengarkan pendapat para pilot dan mengharapkan akan segera meluncurkan sistem IATA Travel Pass yang sempurna.

Aplikasi selular "IATA Travel Pass" mempunyai kemampuan untuk integrasi dengan travel pass kesehatan dari maskapai-maskapai penerbangan lain.  Aplikasi tersebut akan tersedia dalam versi iOS dan Android secara gratis.

Para ilmuwan tidak setuju

Para ilmuwan rupanya tidak setuju dengan adanya sebuah bukti vaksinasi untuk menjadi salah satu syarat utama perjalanan karena hal ini akan menimbulkan masalah ketidakadilan dan diskriminasi antara orang yang telah divaksin dan orang yang mempunyai alasan tidak bisa melakukan vaksinasi.  Selain itu beberapa ilmuwan juga mencemaskan adanya tantangan teknologi yang digunakan, masalah privasi data, legalisasi dan moralisasi.

Berdasarkan laporan Economist Intelligence Unit (EIU) pada bulan Januari 2021, diperkirakan untuk sebagian besar penduduk negara dengan ekonomi maju akan mendapatkan vaksinasi pada pertengahan tahun 2022, sedangkan negara dengan pendapatan menengah harus menunggu sampai awal tahun 2023 dan negara dengan pendapatan menengah bawah bahkan harus menunggu sampai tahun 2024.

Sumber: IATA, EIU 

Kapankah Hong Kong Dan Indonesia Berhasil Mencapai...
Tempat Fitness Menjadi Kluster Penularan Baru Di H...