Tentang Penulis: #37 Bertemu Kembali Dengan Nenek Setelah 8 Tahun Kembali Dari Indonesia

Tentang Penulis: #37 Bertemu Kembali Dengan Nenek Setelah 8 Tahun Kembali Dari Indonesia

Setelah kami kembali ke Hong Kong dari Indonesia pada tahun 1993, kami tidak pernah menghubungi nenek karena berbagai alasan yang sulit diceritakan di sini.  Salah satu alasannya adalah dia menentang kami untuk menganut sebuah agama yang tidak memperbolehkan kami menyembah berhala dan memegang hio.  Dia pernah berkata kepada ayah sewaktu kami di Indonesia bahwa dia tidak akan mengakui ayah saya sebagai anak dan tidak akan mendapat warisan sepeserpun.

Ketika kami kembali ke Hong Kong, kami tidak ingin mencari bantuan dari nenek karena dia bersama dengan beberapa saudara pasti mencari segala cara agar kami melepaskan kepercayaan kami.

Ibu saya secara tidak sengaja bertemu dengan sepupu nenek di jalan

Suatu hari di tahun 2001 ketika ibu saya pergi berbelanja, tiba-tiba ada seorang yang memanggilnya, dan ternyata adalah sepupu perempuan nenek.  Setelah berbincang-bincang, sepupu nenek saya mencoba membantu kami bicara baik-baik dengan nenek.  Karena pada waktu itu keuangan keluarga mulai sedikit pulih dan tidak memerlukan bantuan nenek, maka ibu dan ayah saya menyetujui saran sepupu nenek tersebut.  Pada akhirnya kami berangkat ke Yuen Long dan menemui nenek.

Berkumpul di rumah nenek di Yuen Long pada tahun baru Imlek tahun 2002.

Bertemu dengan nenek dan dia memanggil seorang pemuka agama berbicara dengan kami

Sewaktu bertemu dengan nenek, ia memanggil seorang teman yang juga pemuka agama yang beragama sama dengan kami.  Pada waktu itu pemuka tersebut berkata tidak masalah untuk menyembah berhala.  Kami tidak menghiraukannya dan tetap menegaskan kami tidak akan melakukan hal demikian, namun ayah dan ibu berjanji akan sering mengunjungi nenek dan menjaga dia jika membutuhkan kami.  Nenek melihat kami telah bertekad dan dia tidak memaksa kami lagi.

Nenek saya dikelilingi oleh anak-anak angkat yang hanya ingin mencari keuntungan dari nenek

Jika para pembaca Oranghongkong perhatikan, artis dan tokoh terkemuka di Hong Kong suka sekali mengambil anak angkat dari artis-artis baru atau orang-orang yang kekayaannya tidak sebanyak mereka.  Hal tersebut disebabkan karena semakin banyak anak angkat menandakan semakin dihormati dan ini melambangkan mereka mempunyai kekayaan atau kuasa.  Orang yang diangkat juga ingin menebeng popularitas mereka agar lebih tenar atau dapat memperoleh keuntungan.

Nenek saya adalah salah satu dari mereka dimana beliau sering didatangi berbagai macam orang yang meminta untuk menjadi anak angkat nenek.  Terkadang pada hari-hari raya mereka memilih menemani nenek saya daripada menemani orang tua mereka sendiri.  Sewaktu nenek sakit dan mendekati hari-hari terakhirnya, mereka terus mempertanyakan tempat nenek menaruh perhiasan dan setelah kami tahu, perhiasan-perhiasan tersebut telah diambil oleh mereka.

Kami tidak mempermasalahkan hal itu karena sewaktu kami kembali ke Hong Kong kami telah siap untuk tidak mendapat apa-apa dari nenek.

Ayah tidak mendapat warisan dari nenek ketika nenek meninggal

Pada tahun 2003 kami mendapat kabar dari nenek bahwa dia menderita kanker dan dokter menyatakan hidup beliau tersisa sekitar 1 bulan.  Ibu saya memutuskan menemaninya di rumah sakit sampai ia meninggal.

Komite dari sekolah keluarga nenek yang mengurus pemakamannya sesuai dengan permintaan nenek sewaktu masih hidup.  Kami sangat terkejut pemakaman nenek saya dia tidak menggunakan nama marga kakek saya, melainkan marga suami pertamanya dan warisan termasuk rumah dan jabatan di sekolah dia serahkan semua kepada anak dari suami pertamanya yang sejak kecil tinggal di Amerika Serikat dengan suami pertama nenek.

Saudara-saudara kakek yang lain semua marah, namun ayah dan ibu saya tidak kecewa karena kami telah memilih mentaati agama yang kami anut dan siap untuk kehilangan semuanya.

Di artikel berikutnya saya akan menceritakan bagaimana saya dipandang rendah oleh sepupu-sepupu di Hong Kong karena mereka semua lulusan luar negeri dan mempunyai jabatan yang lebih tinggi dari saya pada waktu itu.

Tentang Penulis: #38 Dipandang Rendah Oleh Saudara...
Tentang Penulis: #36 Kembali Mengunjungi Setelah 7...