Tentang Penulis: #38 Dipandang Rendah Oleh Saudara-Saudara Hong Kong Yang Sombong

Tentang Penulis: #38 Dipandang Rendah Oleh Saudara-Saudara Hong Kong Yang Sombong

Setelah bertemu kembali dengan nenek di Hong Kong pada tahun 2001, saya sebagai cucu laki-laki satu-satunya terkadang menemani nenek untuk menghadiri acara-acara dan salah satunya adalah pertemuan keluarga besar nenek di SD yang dimiliki oleh keluarga nenek.

Pertemuan keluarga besar nenek yang tidak menyenangkan

Biasanya pertemuan keluarga ini dihadiri tiga generasi dari keluarga kakak laki-laki nenek dan nenek.  Keluarga kakak laki-laki nenek mempunyai beberapa cucu, maka kami juga terkadang dijadikan bahan perbandingan.

Sepupu-sepupu saya di Hong Kong semua adalah lulusan dari luar negeri dan pada waktu itu mempunyai penghasilan yang tinggi.  Mereka terkadang sengaja menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut di depan anggota keluarga yang lain, karena mereka tahu saya hanya mengambil kuliah lokal dan posisi saya di perusahaan tempat saya bekerja hanyalah posisi biasa.

Keluarga nenek suka menertawakan saudara-saudara yang menikah dengan pasangan yang pendidikan tidak tinggi atau latar belakang tidak kaya

Saya juga terkadang menemani nenek untuk menghadiri acara pernikahan saudara-saudara lain.  Jika terdapat saudara yang menikah dengan pasangan dengan latar belakang sederhana atau pendidikan tidak tinggi, maka mereka sering menertawakan di dalam acara pernikahan tersebut.  Salah satu contoh ketika salah satu sepupu saya menikah dengan anak perempuan dari keluarga nelayan dan penganut agama yang sangat taat, mama dari sepupu saya marah besar sehingga tidak mau menjadi saksi dalam penandatanganan surat pernikahan anaknya.  Saudara-saudara lain juga menertawakan wajah mempelai yang mereka anggap tidak cantik.  Saya merasa kasihan sekali terhadap sepupu saya karena mereka harus tetap tersenyum meskipun mendengar pembicaraan antara saudara-saudara yang sangat tidak enak didengar.

Kisah tentang seorang teman dari ayah nenek yang tinggal di dalam sekolah selama puluhan tahun

Meskipun saudara-saudara saya di Hong Kong banyak yang hatinya tidak baik, namun ayah dari nenek saya karakternya sangat berbeda dan suka menolong orang lain.  Sebelumnya ayah dari nenek saya pernah menolong seorang bekas tentara China yang cacat karena kaki kanannya harus dipotong ketika berperang dengan tentara Jepang pada waktu Perang Dunia Kedua di Daratan China.  Kami memanggil orang ini paman Wong dan dia adalah penghuni sebuah rumah kecil dalam kompleks sekolah SD milik keluarga nenek yang pernah saya ceritakan.

Ayah dari nenek saya merasa kasihan terhadap tentara ini maka ia membangun sebuah rumah kecil dalam kompleks sekolah untuk ditinggal dan sekaligus menjadikannya sebagai penjaga sekolah.  Ketika saya masih sekolah di SD keluarga nenek, saya sering bermain di rumah kecil itu karena paman Wong sangat baik terhadap saya dan sering membelikan saya makanan.  Paman Wong juga memelihara seekor anjing warna hitam dan dia juga mengambil peran untuk menjaga keamanan sekolah pada waktu malam.

Setelah saya bertemu dengan nenek dan kembali mengunjungi sekolah SD tersebut, paman Wong ternyata telah meninggal dunia beberapa tahun sebelumnya dan rumah kecil tersebut pada waktu itu telah menjadi sebuah Gudang.

Kami memilih tidak menghadiri semua saudara-saudara Hong Kong setelah nenek meninggal

Setelah nenek saya meninggal, kami memilih untuk tidak lagi menghadiri acara-acara yang diadakan oleh saudara-saudara nenek dan kakek, karena kita tidak ingin menghabiskan waktu dengan saudara-saudara yang hatinya tidak baik dan munafik.

Beberapa saudara di Hong Kong ketika mengetahui saya bekerja di perusahaan besar, mereka mencoba menghubungi saya kembali, ada yang mempunyai alasan ingin saya membantu memasukan anak-anak mereka ke perusahaan tempat saya bekerja, namun saya tidak lagi mau menghiraukan mereka.

Sampai saat ini kami hanya berhubungan dengan tante saya di London dan anak perempuannya yang lahir dan besar di sana, karena mereka juga tidak menyukai kemunafikan saudara-saudara kami di Hong Kong.

Di artikel berikutnya akan saya ceritakan pertama kalinya saya mencoba bisnis sendiri tetapi mengalami kegagalan.

Tentang Penulis: #39 Mencoba Bisnis Sendiri Untuk ...
Tentang Penulis: #37 Bertemu Kembali Dengan Nenek ...